Rehab Ruang Kelas SDN Menyisakan Problem

Plafond yang dirusak konsultan
harianjombang - Pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas SDN yang bersumber dari APBN 2012 di Kabupaten Jombang terdapat 61 SDN yang tersebar di 17 Kecamatan. Namun, sampai detik ini, pelaksanaannya belum juga rampung. Padahal sesuai jadwal, pada tanggal 15 Juli 2012, Kepala Sekolah harus sudah selesai membuat SPJ. 

Kondisi ini disebabkan banyaknya problem. Masalah yang timbul selama ini adalah tidak sinkronnya Kepala Sekolah dengan Konsultan yang mendampingi pelaksanaan rehab. Kebanyakan, konsultan menawarkan jasa kepada Kepala Sekolah agar konsultan saja yang mengerjakan  dan Kepala Sekolah hanya "duduk manis" dan mengetahui hasilnya saja sambil menerima fee. Kalau Kepala Sekolah menolak tawaran itu, maka konsultan akan berbuat seenaknya sendiri, dan kerap menyalahkan kepada Kepala Sekolah. 

Suparwaji, Kepala SDN Ngudirejo II, Kecamatan Diwek, mengaku tertekan oleh sikap konsultan, lantaran dia menolak tawaran konsultan tersebut. "Sekolah ini didampingi konsultan Khoirul. Malah, saya sempat dirawat di RS karena saking tertekannya. Mulanya saya menolak tawaran rehab ini dikerjakan konsultan. Ujung-ujungnya, pekerjaan terlambat selesai. Bahkan, plafond yang sudah terpasang di 3 ruang kelas, dirusak oleh konsultan," aku Suparwaji.

Sementara Rofik, Kasi Sarpras Disdik Jombang, saat ditanya tentang sikap konsultan yang merusak plafond tersebut mengatakan, "Memang Kepsek tersebut orangnya susah diatur," tutur Rofik sambil memegang kepalanya dengan tangan. Bukannya konsultan yang dinasehati, justru Kepala Sekolah yang disalahkan.
Pelaksanaan rehab ruang kelas di SDN Ngudirejo II, memang banyak yang tidak sesuai dengan Juknisnya, mulai dari ukuran besi, kayu, dan batu bata. Saat Suparwaji ditanya tentang ukuran yang tidak sesuai, dia mengakui ada yang tidak sesuai, tapi sampai detik ini tidak diganti.

Lain lagi dengan Kepsek yang mendapat dana rehab di Kecamatan Jombang Kota dan Kecamatan Tembelang. Keduanya mengatakan, "Sebenarnya apa sih tugasnya konsultan yang ditunjuk oleh dinas pendidikan?. Selama pelaksanaan pembangunan rehab ruang kelas, dia hanya datang 4 kali. Padahal dalam pelaksanaan pembangunan lamanya 105 hari. Itupun kalau dia datang hanya selalu menyalahkan, padahal konsultan itu sudah mendapat gaji 1 persen. Apakah gara-gara dulu saya ditawari agar dia saja yang melaksanakan rehab tersebut dan saya disuruh diam dan tanda tangan. Padahal sekarang ini saya sedang membuat SPJ, tetapi konsultan itu tidak menampakkan batang hidungnya," selorohnya dengan nada marah. 

"Bahkan Kepala Sekolah merasa tidak dihargai sama sekali oleh konsultan," sambungnya.
Lebih aneh lagi, Kepala SDN Dapurkejambon III, Kec/Kab Jombang yang mengaku, jika bahan bangunan untuk rehab sekolah itu raib. Diataranya, keramik merk Asia Tile sebanyak 60 kardus, usuk ukuran 57 sabanyak 26 biji. Disinggung kenapa tidak melapor ke pihak berwajib, dia hanya tersenyum. (abu/rif)

0 Response to "Rehab Ruang Kelas SDN Menyisakan Problem"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel