Didampingi LSM, Keluarga Dugaan Malapraktik Mengadu ke DPRD
harianjombang - Sri Masriah (58), isteri Abdul Manan (61) yang diduga menjadi korban malapraktik RSUD Jombang, akhirnya mengadukan permasalahan tersebut ke DPRD setempat, Jumat (13/7/2012). Sri datang dengan ditemani aktivis Lakpesdam NU, A'an Anshori. Mereka ditemui Ketua Komisi D DPRD Jombang, Imam Hanafi.
"Gara-gara dokter salah memberikan obat, kaki kiri suami saya, Abdul Manan (61), harus diamputasi. Kami ingin keadilan dan menuntut secara hukum atas perlakukan tersebut," kata Sri dengan suara lirih.
Sri mengungkapkan, dugaan salah obat itu sebelumnya ia dengar dari dr Nirmala saat memeriksa suaminya. Namun belakangan, dokter spesialis syaraf itu menampik telah mengatakan hal tersebut. Menurut Nirmala, ia hanya mengatakan salah tempat, bukan salah obat.
Aktivis Lakpesdam NU, Aan Anshori yang mendampingi istri korban menambahkan, hasil audit medis yang dikeluarkan oleh RSUD Jombang sangat janggal dan patut dipertanyakan. Dalam audit tersebut disebutkan bahwa yang dilakukan tim dokter dalam menangani Abdul Manan sudah sesuai dengan tatalaksana. Sehingga, RSUD membantah jika dituding melakukan malapraktik.
Menurut Aan, tim audit medis itu sangat lemah karena hanya berisi dokter RSUD alias tidak ada unsur dari luar. "Sehingga kinerja tim audit medis ini dipertanyakan indepensinya. Oleh karena itu saya berharap DPRD Jombang membentuk tim audit yang lebih independen," katanya.
Jika dikemudian hari ditemukan fakta kelalaian, lanjut Aan, maka RSUD Jombang harus bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh korban malapraktik yang beralamat di Gang Tentrem, Desa Kaliwungu, Kecamatan Kota tersebut.
Menjawab aduan itu, Imam Hanafi, Ketua Komisi D DPRD Jombang mengatakan, pihaknya akan melakukan koordinasi secara internal untuk menyikapi permasalahan itu. Selain itu, dalam waktu dekat ini Komisi D akan memanggil Direktur RSUD Jombang. "Insya Allah minggu depan, kita akan panggil pihak RSUD agar persoalannya semakin jelas," ujar Hanafi. (bj/rif)
"Gara-gara dokter salah memberikan obat, kaki kiri suami saya, Abdul Manan (61), harus diamputasi. Kami ingin keadilan dan menuntut secara hukum atas perlakukan tersebut," kata Sri dengan suara lirih.
Sri mengungkapkan, dugaan salah obat itu sebelumnya ia dengar dari dr Nirmala saat memeriksa suaminya. Namun belakangan, dokter spesialis syaraf itu menampik telah mengatakan hal tersebut. Menurut Nirmala, ia hanya mengatakan salah tempat, bukan salah obat.
Aktivis Lakpesdam NU, Aan Anshori yang mendampingi istri korban menambahkan, hasil audit medis yang dikeluarkan oleh RSUD Jombang sangat janggal dan patut dipertanyakan. Dalam audit tersebut disebutkan bahwa yang dilakukan tim dokter dalam menangani Abdul Manan sudah sesuai dengan tatalaksana. Sehingga, RSUD membantah jika dituding melakukan malapraktik.
Menurut Aan, tim audit medis itu sangat lemah karena hanya berisi dokter RSUD alias tidak ada unsur dari luar. "Sehingga kinerja tim audit medis ini dipertanyakan indepensinya. Oleh karena itu saya berharap DPRD Jombang membentuk tim audit yang lebih independen," katanya.
Jika dikemudian hari ditemukan fakta kelalaian, lanjut Aan, maka RSUD Jombang harus bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh korban malapraktik yang beralamat di Gang Tentrem, Desa Kaliwungu, Kecamatan Kota tersebut.
Menjawab aduan itu, Imam Hanafi, Ketua Komisi D DPRD Jombang mengatakan, pihaknya akan melakukan koordinasi secara internal untuk menyikapi permasalahan itu. Selain itu, dalam waktu dekat ini Komisi D akan memanggil Direktur RSUD Jombang. "Insya Allah minggu depan, kita akan panggil pihak RSUD agar persoalannya semakin jelas," ujar Hanafi. (bj/rif)
0 Response to "Didampingi LSM, Keluarga Dugaan Malapraktik Mengadu ke DPRD"
Post a Comment